Selasa, 11 Juni 2013

makalah teori produktif


KATA PENGANTAR

Dengan rahmat dan puji syukur terhadap tuhan yang maha esa kami bersyukur bahwa laporan tentang teori produktif telah dapat diselesaikan tanpa ada halangan satu apapun. Laporan hubungan internasional ini ditulis untuk melengkapi bahan dasar TEORI PRODUKTIF sebagai sarana penunjang ilmu pengetahuan kewarganegaraan dalam melengkapi tugas Sekolah.
        Kami penyusun laporan memberitahukan bahwa laporan kami belum mendekati sempurna kami mohon penjelasan, petunjuk dan arah dan sebagainya yang menyangkut pembetulan laporan ini dan kami mohon maaf terhadap kekuranggan kami sebagai penyusun laporan ini. Kami juga tidak lupa mengucapkan terimakasih terhadap semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan ini.








penulis       



A. Sistem Pengapian


PRINSIP KERJA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Berikut akan dijelaskan mengenai prinsip kerja sistem pengapian konvensional.
Prinsip kerja sistem pengapian konvensional ada dua kondisi yaitu kondisi saat kunci kontak ON platina menutup dan Aliran arus listrik pada saat platina membuka.
1)  Pada saat kunci kontak ON, Platina menutup
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhew8_72XsXc7ulEmV2acrv_d2R24vZexnjB4GBwGmXea5bX3clW90L9bqjDeRGFGerKrE09_CxutifrNX2ax_PCm9yRSuA8x-McYnY4s3Yyd_D8ZMrRe3alXeqfCDaoVDJtXp4XjaHZgo/s1600/Prinsip+pengapian+saat+kunci+kontak+ON+platina+menutup.PNG
Aliran Arus Listrik Saat Konci Kontak ON, Platina Menutup
Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Baterai —-> Kunci kontak —-> Primer koil —-> Platina —-> Massa.
Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet.





2) Saat platina membuka
http://qtussama.files.wordpress.com/2012/02/prinsip-kerja-sistem-pengapian-saat-platina-terbuka.png?w=488&h=291


Aliran Arus Saat Platina terbuka
Saat platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus, terjadi induksi tegangan tinggi pada sekunder koil, sehingga arus akan mengalir seperti dibawah ini:
Sekunder koil —-> Kabel tegangan tinggi —-> Tutup distributor —-> Rotor —-> Kabel tegangan tinggi (kabel busi) —-> Busi —-> Massa.
Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu meloncati tahanan udara antara elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi dan menimbulkan percikan bunga api.
 KOMPONEN SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL PADA MOBIL
Sistem pengapian konvensional terdiri dari beberapa komponen. Berikut akan dijelaskan apa saja komponen sistem pengapian beserta dengan fungsi masing-masing komponen sistem pengapian.
1. Baterai
Baterai berfungsi sebagai sumber energi listrik.
2.Kunci Kontak
Kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik pada rangkaian atau mematikan dan menghidupkan sistem. Kunci kontak pada kendaraan memiliki 3 atau lebih terminal.
Terminal utama pada kontak adalah terminal B atau AM dihubungkan ke baterai, Terminal IG dihubungkan ke (+) koil pengapian dan beban lain yang membutuhkan, terminal ST dihubungkan ke selenoid starter. Jika kunci kontak tersebut memiliki 4 terminal maka terminal yang ke 4 yaitu terminal ACC yang dihubungkan ke accesoris kendaraan, seperti: radio, tape dan lain-lainnya.

3. Koil Pengapian
Koil pengapian berfungsi sebagai step up trafo, yaitu menaikan tegangan dari tegangan baterai 12 Volt menjadi tegangan tinggi lebih dari 15.000 Volt. Koil pengapian terdiri dari: inti besi lunak, primer koil, sekunder koil, rumah koil dan terminal koil.
 http://qtussama.files.wordpress.com/2012/02/hubungan-terminal-kunci-kontak.png?w=530
Hubungan terminal Pada Kunci Kontak 
http://qtussama.files.wordpress.com/2012/02/konstruksi-koil-pengapian.png?w=530
Konstruksi Koil Pengapian



4. Distributor
Distributor berfungsi untuk mendistribusikan induksi tegangan tinggi sekunder koil ke busi sesuai dengan urutan pengapian motor atau FO (firing order).
Distributor merupakan tempat sebagian besar sistem pengapian. Komponen yang ada pada distributor antara lain: platina (kontak breaker), kondensor, nok kontak pemutus arus, centrifugal advancer, vacum advancer, rotor distributor dan tutup distributor.


MERAWAT SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap kesempurnaan proses pembakaran di dalam silinder, dengan sistem pengapian yang baik akan diperoleh performa mesin optimal dan pemakaian bahan bakar yang hemat. Agar kinerja sistem pengapian selalu dalam kondisi baik maka sistem ini perlu dirawat dengan baik. Perawatan sistem pengapian dengan cara membersihkan, melumasi dan menyetel komponen atau mesin.
http://qtussama.files.wordpress.com/2012/02/sistem-pengapian-konvensional1.png?w=530
Sistem Pengapian Konvensional
Komponen sistem pengapian yang cepat kotor adalah busi, platina, ujung rotor dan terminal pada tutup distributor. Bagian tersebut diatas perlu diperiksa dan dibersihkan kotorannya menggunakan amplas.
Bagian sistem pengapian yang perlu diberi pelumas adalah Nok dan Rubbing block, Poros Nok dan Centrifugal Advancer.
Penyetelan sistem pengapian meliputi penyetelan celah busi, celah platina atau besar sudut dwell, dan penyetelan saat pengapian.
Bagi pemilik kendaraan perawatan dapat dilakukan sendiri dengan alat yang terdapat pada kelengkapan kendaraan, alat dan bahan yang diperlukan, yaitu:
o    Bahan : Grease (pelumas); amplas.
o    Alat : Kunci busi; kunci ring nomor 10, 12, 19; obeng (+); obeng (-); feeler gauge; lampu 12 volt dengan dua kabel; multimeter.
Selain alat diatas pada bengkel yang baik menggunakan beberapa alat, diantaranya:
o    Spark plug cleaner and tester, merupakan alat untuk membersihkan dan memeriksa busi.
o    Spark plug gauge, untuk mengukur dan menyetel celah busi.
o    Tune up tester, untuk mengukur putaran dan sudut dweel.
o    Timing tester, untuk mengetahui saat pengapian.
o    Condensor tester, berfungsi untuk memeriksa kapasitas kondensor.
1.      Memeriksa secara visual kelainan pada komponen dan rangkaian sistem pengapian.
2.      Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah busi.
3.      Memeriksa dan membersihkan kabel tegangan tinggi.
4.      Memeriksa, membersihkan rotor dan tutup distributor.
5.      Memeriksa nok, centrifugal advancer dan vacum advancer.
6.      Memeriksa koil pengapian.
7.      Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah platina atau menyetel sudut dwell.


JENIS-JENIS GANGGUAN PADA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap kesempurnaan proses pembakaran di dalam silinder, dengan sistem pengapian yang baik akan diperoleh performa mesin optimal dan pemakaian bahan bakar yang hemat.
Gangguan sistem pengapian konvensional pada motor bensin paling sering terjadi dibandingkan sistem lain.
Berikut akan diuraikan mengenai gejala dari gangguan pada sistem pengapian konvensional beserta dengan kemungkinan penyebab dan cara mengatasi gangguan yang terjadi pada sistem pengapian konvensional.
No.
GEJALA
KEMUNGKINAN PENYEBAB
CARA MENGATASI
1
Mesin tidak dapat hidup (tidak ada percikan api di busi)
Busi mati atau deposit berlebihan.
Ganti busi atau bersihkan.
Kabel tegangan tinggi bocor berlebihan.
Ganti kabel tegangan tinggi.
Rotor tidak terpasang.
Pasang rotor.
Urutan pengapian tidak benar.
Perbaiki urutan pengapian.
Bersihkan kotorannya.
Platina menutup terus atau membuka terus.
Ganti koil
Ganti kondensator
Konektor kabel lepas
Pasang konektor kabel yang lepas
Kabel putus
Ganti atau perbaiki kabel yang putus
Kontak rusak
Ganti kontak
2
Mesin sulit hidup (percikan api dibusi kecil)
Deposit (penumpukan kerak) dibusi berlebihan.
Bersihkan atau ganti busi.
Kabel tegangan tinggi bocor.
Ganti kabel tegangan tinggi.
Tutup distributor kotor.
Bersihkan terminal ditutup distributor.
Karbon ditutup distributor hilang.
Pasang karbon atau ganti tutup distributor.
Tutup distributor retak.
Ganti tutup distributor.
Urutan pengapian tidak benar.
Perbaiki urutan pengapian.
Kontak platina kotor.
Bersihkan kontak atau ganti.
Setelan celah platina tidak tepat.
Setel celah platina atau sudut dwell.
Saat pengapian tidak tepat.
Saat setel pengapian
Koil rusak.
Ganti koil.
Kondensor rusak.
Ganti kondensor.
Konektor kabel kotor.
Bersihkan terminal konektor kabel.
3
Terjadi ledakan di knalpot
Busi kotor.
Bersihkan busi atau ganti busi
Platina kotor.
Bersihkan platina atau ganti.
Saat pengapian terlalu mundur.
Stel saat pengapian.

No.
GEJALA
KEMUNGKINAN PENYEBAB
CARA MENGATASI
4
Terjadi ledakan di knalpot saat pedal gas dilepas
Kerja vacum advancer kurang sempurna.
Perbaiki mekanisme vacum advancer.
5
Terjadi ledakan di knalpot saat pedal gas ditekan
Kerja centrifugal advancer kurang sempurna.
Perbaiki mekanisme centrifugal advancer.
6
Busi cepat kotor
Pemakaian busi yang tidak tepat
Ganti busi dengan tingkat panas yang tepat.
Platina kotor.
Bersihkan atau ganti platina.
Saat pengapian tidak tepat.
Stel saat pengapian.
7
Elektroda busi meleleh
Pemakaian tingkat busi yang terlalu panas.
Ganti busi dengan tingkat panas busi yang lebih dingin.

Posisi Platina
Hasil Pengukuran
Keterangan
Membuka
12 volt
Baik
0 volt
Platina hubung singkat
Kabel platina hubung singkat
Tidak ada arus ke koil pengapian
Menutup
0 volt
Baik
12 volt
Kontak platina terganjal kotoran
Kabel ke platina putus




B. NOKEN AS
Kuncian dari sebuah noken as atau camshaft adalah bubungan / Nok / Lobe yang dimilikinya. Ketika noken as berputar, tonjolan ini menonjok klep untuk terbuka dan menutup sesuai dengan gerakan piston. Ini bukti bahwa ada hubungan langsung antara bentuk dari sebuah noken as dan cara mesin menampilkan performa pada rentang kecepatan berbeda.
Untuk memahami kasus ini, bayangkan kita sedang menjalankan mesin dengan sangat pelan — 10 atau 20 RPM — sehingga piston memiliki beberapa detik untuk menyelesaikan siklusnya. Namun sangat tidak mungkin menjalankan mesin normal sepelan ini, namun bayangkan seandainya saja kita bisa. Dengan kecepatan serendah ini, kita menginginkan bentuk tonjolan noken as sebagaimana :
* Seketika piston bergerak turun pada langkah hisap , klep intake terbuka. Dan menutup saat piston di TMB.
* Klep buang terbuka saat piston TMB pada akhir langkah ekspansi, dan menutup saat akhir langkah buang.
Setelan ini sangat cocok untuk mesin yang bergerak sangat lambat. Namun apa yang terjadi ketika kamu meningkatkan RPM? Mari kita cari tahu!
Ketika kamu menaikkan RPM menjadi 4,000 RPM saja, klep terbuka dan tertutup 2,000 kali setiap menit, atau 33 kali setiap detik. Padahal RPM ini masih kita anggap rendah bukan? Bagi kita penggemar kecepatan, untuk meningkatkan adrenalin biasanya kita suka menggeber hingga diatas 8,000 RPM, dan bayangkan bahwasanya klep terbuka dan menutup lebih dari 60 kali setiap detik!! Bahkan kedipan mata kita saja tidak dapat secepat itu. Kemudian bagaimana mesin balap dapat memenuhi asupan campuran udara/bahan-bakar ke dalam mesin, dan membuang gas sisa pembakaran saat kecepatan tinggi hingga mesin teriak 12,000 RPM lebih?! Wow, pada kecepatan ini, piston bergerak naik turun di dalam silinder begitu cepatnya, pula campuran udara/bahan-bakar merasuk begitu cepat ke dalam silinder.
Ketika klep intake terbuka dan piston memulai langkah hisap, campuran udara/bahan-bakar dalam porting mulai berakselerasi ke dalam silinder. Seketika piston mencapai bawah pada langkah hisap, campuran udara/bahan-bakar bergerak pada kecepatan tinggi. Jika kita begitu saja menutup klep intake pada saat ini, keseluruhan udara/bahan bakar akan terhenti dan tidak memasuki silinder. Dengan membiarkan klep tetap terbuka sedikit lebih lama, inersia ( momentum ) kecepatan gas campuran udara/bahan-bakar akan tetap mendorong asupan ini masuk kedalam silinder meski piston telah memulai awal langkah Kompresi. Kita juga menginginkan klep terbuka lebar saat kecepatan tinggi — parameter ini disebut Lift Klep, yang diatur dari profil tonjolan noken as.
Oleh karenanya, setiap detail spesifikasi tertentu, dimanfaatkan sang tuner untuk mendesain noken as khusus untuk mesin tersebut dan tujuan dibangunnya mesin tersebut. Bagaimana kekurangan sebuah mesin, dapat dipacu dari jantungnya, pengatur detak dan ritme daya laju sebuah mesin tentu saja dari noken as. Menggerinda noken as jauh lebih efektif dan efisien untuk mengatur ritme durasi dan lift asalkan dilakukan dengan benar oleh tuner yang berpengalaman di bidangnya.
SETIAP NOKEN AS HANYA AKAN SEMPURNA PADA SEBUAH RENTANG KECEPATAN MESIN TERTENTU! Pada rentang tenaga tertentu, mesin tidak akan menghasilkan performa pada potensinya secara penuh. Tentu tidak optimal menggunakan noken as standard bawaan motor ketika mesin sudah dimodifikasi sedemikian rupa untuk dipacu pada kompetisi balap. Sebagaimana kita tidak dapat mengaplikasi noken as dengan spesifikasi untuk Kompetisi balap pada mesin motor standard yang dipakai harian, selain boros konsumsi BBM juga berpotensi merusak mesin. Tentu Noken as Street Performance yang bermain di 270 derajat dan lobe lift tidak terlampau jauh dari bawaan asli motor, sangat cocok untuk mesin standard ataupun dengan ubahan minimalis, sedikit mengatrol tenaga atas tanpa harus kehilangan torsi di putaran bawah sehingga konsumsi BBM masih bisa ditoleransi.

Cara mendeteksi kerusakan noken as
Cara mendeteksi kerusakan noken as
Cara mendeteksi kerusakan noken as
Cara mendeteksi kerusakan noken as – Noken as ( poros Bubungan ) fungsinya sebagai pengatur waktu pembukaan dan penutupan katup masuk dan katup buang pada kepala Cylinder ( Cylinder Head ) noken as sendiri bentuknya bulat telur dan biasanya untuk sebuah katup mempunyai bubungan tersendiri.Poros bubungan berputar lebih lambat dari pada poros engkol. Itu dikarenakan jumlah gigi kamprat yang terdapat pada noken as jumlah giginya dua kali kebih banyak dari pada jumlah gigi yang ada pada poros engkol. Perbandingan perputaran antara noken as dengan poros engkol adalah ketika gerak zueger (piston) melakukan proses 4 langkah berarti poros engkol telah melakukan gerakan putaran dua kali dan poros noken as baru malakukan gerakan putaran sebanyak satu kali. Hal ini berarti kontruksi poros noken as dapat dibagi menjadi empat bagian sesuai dengan langkar Torak (zueger), karena setiap seperempat putaran poros noken as adalah sama dengan satu langkah torak. Perhatikan contoh gambar bagian dari noken as berikut ini.
Kali ini akan memberikan Ulasan tentang bagaimana Cara mendeteksi kerusakan noken asdan Solusi Penanganannya.
Ciri-ciri kerusakan pada Noken as antara lain adalah :
§      Timbul suara kasar pada Cylider kop seperti suara ngeclek pada bagian depan mesin.Itu biasanya   disebabkan karena terjadinya keausan pada bubungan pada noken as atau bisa juga disebabkan kerena laker / bos pada noken as mengalami kocak atau goyah.
§      Ketika mesin dihidupkan tidak bisa stasioner, Hal tersebut disebabkan karena salah satu bubungan pada noken as mengalami keausan sehingga pada waktu bubungan mendorong timelar untuk melakukan proses membukanya katup klep tidak bisa maksimal.
Solusinya bila hal tersebut terjadi adalah dipopok bagian bubungan atau diganti dengan yang baru.




Komponen Mesin merupakan bagian-bagian utama dari mesin khususnya yang dibahas disini adalah mesin bensin/premium. Dimana komponen utama ini merupakan suatu bentuk rangkaian mesin yang difungsikan sebagai pembuat tenaga.

Adapun yang utama dengan berurutan adalah sebagai berikut :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiH8Rm2JZa3tNwgR2Eu6m6GHqrYnkq40kbcRsy0_mKu3GE-2OlPM9i38Lpo48aoSqTDJ8CyGuAf7-f7KJ7FXP1n4NTev79mCVahFP4g_GbEdGy79W-cS3U2lPKpQgQCYZ2ykB0nvAdF_TU/s320/blok_silinder.jpg
1. Blok Silinder
merupakan bentuk dasar dari mesin dan pada blok silinder ini  terdapat beberapa buah silinder mesin, pada tiap silinder terdapat sebuah torak/piston yang dipasangkan pada salah satu ujung batang piston, sedangkan ujung piston yang lain berhubungan langsung dengan poros engkol/crank shaft, maka dengan demikian gerak naik turunnya piston dapat menggerakan poros engkol. Sedangkan dibagian atas kepala silinder pada bagian dalamnya berbentuk sebuah ruang bakar dan dilengkapi dengan katup-katup hisap dan buang.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVPWEBpmVaxBE4YzcU3L6BnE04XwFUyhYBTcIJ2NIKf0lwAICdH1ZJteBUw7dXKx-jGCnyBAkghvkJwpxls4F6LTzkQeBEbD4MHLJib0Ro-TuhSULzZ9xOwcs4ocjJ96bczpZhXMN66NQ/s320/cylinder_block.jpg

Blok silinder biasanya terbuat dari besi tuang/cor tetapi ada pula yang terbuat dari paduan almunium dengan tujuan untuk mengurangi berat serta menambah panas radiasi. Beberapa silinder disusun pada blok silinder, bagian atasnya ditutup dengan kepala silinder sedangkan bagian bawah blok silinder membentuk ruang engkol untuk penempatan dan pemasangan kelengkapan, seperti dinamo starter (untuk start awal gerak poros engkol, alternator, pompa bensin serta distributor.

2. Silinder
merupakan bagian yang memindahkan tenaga panas ke tenaga mekanik dan untuk tujuan ini piston bergerak naik memadatkan gas. Untuk memperoleh tenaga maksimum ataupun optimum diusahakan tidak terdapat kebocoran-kebocoran pada gas-gas yang dibakar diantara piston dan silinder. Gesekan dan keausan diusahakan seminim mungkin yang diakibatkan oleh gerakan-gerakan meluncur dari piston. Untuk memperkecil hal ini, dinding silinder diperkeras dengan besi tuang/cor, atau dengan diberikan khrom pada dinding-dinding silinder untuk membatasi keausan tadi. Jika dinding silinder telah aus .. maka perbaikan yang dilakukan adalah dengan mengebor kembali dinding silinder dengan bore tune, sehingga silinder ruang menjadi lebih besar maka membutuhkan piston/torak juga lebih besar karena bertambahnya diameter ukuran silinder (berhubungan dengan kecepatan pada saat dragrace, dimana ruang silinder dan piston semakin besar dibutuhkan suplay bahan bakar lebih besar sehingga digunakan karburator minimal 2 barrel atau 4 barrel) Untuk menghindari semakin tipisnya dinding dalam dan dinding luar silinder (ketebalan silinder) maka sebaiknya dinding dalam diberikan pelapis khrom sehingga permanen karena meminimalisasi keausan .. dan piston bisa dipertahankan tidak memerlukan penggantian piston yang lebih besar.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjj0VmuHZJ4hR9V1XwvxnVjMUXLkJPPsWc6ZuYusOY_l6-DQC8WnzGAnXSC9J6-KFvWJy34gk7LyVcAJuyesWiBqvrz7eoxa3QQZRHSX3dmSjImKT_1xv1V0OYpI-zHkdGC70SkxXeIpcs/s200/cylinder_blockandhead.jpg
3. Bak engkol (karter)
terletak dibawah blok silinder digunakan sebagai penampung oli mesin yang terbuat dari baja press. Pada karter ini juga dilengkapi ventilasi untuk menghubungkan ruang dalam dengan udara luar. Karter dibaut dibawah bak engkol dan diantaranya diberikan gasket (pelapis karet) untuk menghindari kebocoran pada sambungan tersebut sehingga oli mesin tidak bocor merembes keluar.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAe0_MTsZhGwMSFwVGBKeMRJ6Jeod_ZMU6zPFYlUTMqLbuTEsdz-5zESqzCbPIj_8uUXdzaPEpgorM1m4OKSAj-fiZfHfKWJ9s_r24vKMSAuj_FOVWo48-5wy5FgXK7XxcqnxtIUkFsqE/s200/Cylinder-Head.jpg
4. Kepala Silinder
dibaut dengan blok silinder dibagian atas dan diantaranya juga diberikan gasket, terdapat lubang-lubang untuk pemasangan busi dan mekanik katup yang dilengkapi pada mesin. Kepala silinder pada umunya dibuat dari besi tuang campuran almunium untuk membatasi pemuaian. Juga dilengkapi mantel pendingin yang berhubungan denga blok silinder untuk memberikan pendinginan pada katup-katup dan busi-busi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKUAHSzQy5uO2TSuk4LrMxTEACTZ3FzvwooeCw08aoc3v0j-HoKEwWE1s3Wf8lrik8H_2uQE0LMPb9U2LFNIbaiRmJR59H-R8J7_IxWCx8Tr575zAAUClkRu4PxijGgeH5LDn602BfEFU/s200/piston.jpg
5. Torak/piston
komponen ini wajib mempunyai sifat tahan terhadap tekanan dan suhu tinggi dan dapat bekerja dengan kecepatan tinggi. Kepala piston umumnya mempunyai permukaan yang datar tetapi ada pula yang cembung atau cekung. Pada bagian atas torak terdapat 2-3 celah untuk pemasangan pegas-pegas piston. Bahan dasar piston adalah campuran besi tuang dan aluminium karena ringan dan mempunyai penghantar panas yang baik. Paduan yang tidak seimbang akan berakibat buruk dimana pada suhu yang sangat tinggi akan membuat piston memuai dan berubah bentuk. 
Oleh sebab itu dijumpai diameter bagian atas torak agak lebih kecil dari bagian bawahnya, dimanadalam keadaan suhu tinggi maka bagian atas dan bawah akan menjadi sama besar.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhuvtG4zKoSr7te5SWbUiRqRxUjLYxi4TZ6Ep9eh4qpl61DAk5x98IAwqZvpNAO0_oAzybTsqPH1jrc18uusL_VyucPSRASF61iAIPIVqS6Qqzfz-Ky1kV75fyOH_7a0VyhgMv6sEMqoE/s320/piston-1.jpg
- Antara piston dan dinding harus diberikan kerenggangan tertentu karena adanya pemuaian pada waktu mesin bekerja yang mana disebut renggang piston/torak. Bila terlalu besar maka akan terjadi kebocoran gas yang keluar dan minyak oli mesin akan masuk ke ruang piston dan silinder, sehingga suara piston berisik. Bisa dilihat/dibuktikan jika asap kenalpot (gas buang) terdapat asap putih ... berarti kemungkinan oli mesin ikut terbakar karena terlalu besar keranggangan ini. Bila terlalu kecil akan menimbulkan gesekan yang akan lebih besar sehingga pelumasan tidak sempurna.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0kZU3VCxQtd4awa8B7DwAFm0PHA70yyzE_RyWcUisAR00Idu5-QRnQZi07JrAzzwrYPYe4Exwz5XSHAU_GgvsPdZYfI2ohzGk9gPxVYCa4GzqGSyXBuwCVeM0zGtm43dMdHonDGeKXMg/s320/HKS-Piston&Kitall.jpg
- Pena piston, berguna untuk menghubungkan piston dengan ujung batang piston, berbentuk pipa untuk mengurangi berat dan pada kedua sisinya disangga oleh bos-bos yang terdapat pada piston.
- Pegas piston, berguna untuk perapat dan menjaga agar gas-gas tidak keluar selama langkah kompresi dan langkah kerja dalam ruang bakar. Dan juga untuk mengikis oli pelumas dari dinding silinder, mencegah oli masuk ke ruang bakar. Umumnya terbuat dari besi cor khusus dan diberi potongan untuk memudahkan pemasangan ke dalam alur pegas yang terdapat pada piston. Diameternya sedikit lebih besar dari diameter piston, dan setelah terpasang maka kekenyalan pegas piston ini menekan dinding silinder.

6. Batang piston
adalah komponen/part yang menghubungkan piston dengan poros engkol/crankshaft dibuat dengan bentuk "I" , terbuat dari baja spesial.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFCs90caHXr4ZEbFubOGGuzY6EY6J6PGrCM2m1-M3AWwS9CtPxdby3aptwsiDdM5tfcUvKLA91KS_PR4jR3m916c-a5UCsb5UQzvPoy1yaRsQmeWDkHV-phNeuOI8lWHmR6QVIPcfdLZs/s200/crankshaft-1.jpg


7. Poros engkol/crankshaft
mempunyai tugas penting yaitu mengubah gerakan lurus piston yang berada dalam silinder pada gerak kerja menjadi gerak putar dengan melalui batang-batang piston serta menjaga pergerakan piston dalam lengkah-langkah selanjutnya. Poros engkol terdiri dari pusat putaran dimana pada pena engkol dipasangkan batang piston. Bagian ujung depan poros engkol dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan pemasangan gigi pengatur (timing gear) yang berfungsi untuk menggerakan sumbu nok dan puli untuk menggerakan pompa air/alternator (waterpump). Sedangkan bagian ujung belakang dipasangkan dengan flens untuk pemasangan roda penerus (roda gila).

8. Roda penerus/flywheel
merupakan piringan yang terbuat dari besi tuang dan dibaut pada ujung belakang poros engkol. Dimana poros engkol hanya mendapatkan tenaga putaran dari langkah kerja saja, agar supaya dapat bekerja pada langkah yang lainnya maka poros engkol harus dapat menyimpan day putaran yang diperolehnya. Bagian yang menyimpan tenaga putaran ini adalah roda penerus yang juga dilengkapi dengan gigi ring yang dipasangkan di bagian luar untuk perkatian dengan starter pinion.


D.  SISTEM PENDINGIN PADA MOBIL

 I.    Pemeriksaan dan Penggantian Media Pendingin
Pemeriksaan media pendingin meliputi pemeriksaan kapasitas dan kualitas media pendingin. Pemeriksaan kualitas pendingin meliputi pemeriksaan terhadap endapan karat atau kotoran di sekitar tutup radiator atau lubang pengisi radiator. Adapun pemeriksaan kualitas dan kapasitas media pendingin dapat dilakukan sebagai berikut :
a.    Pemeriksaan kapasitas media pendingin
Kapasitas air pendingin dapat dilihat pada tangki cadangan (reservoir tank). Permukaan media pendingin harus berada diantara garis LOW dan FULL dalam keadaan mesin dingin. Apabila jumlah air pendingin kurang, periksa kebocoran dan tambahkan media pendingin sampai garis FULL.
b.    Pemeriksaan dan penggantian kualitas media pendingin
Endapan karat atau kotoran di sekitar tutup radiator atau lubang pengisi radiator harus sedikit. Apabila media pendingin terlalu kotor atau banyak mengandung karat (berwarna kuning) harus dilakukan penggantian dengan cara sebagai berikut :
1. Melepas tutup radiator. Pada saat membuka tutup radiator, mesin harus dalam keadaan dingin. Apabila tutup radiator dibuka dalam keadaan panas, cairan dan uap yang bertekanan akan menyembur keluar.
2. Mengeluarkan media pendingin melalui lubang penguras dengan cara mengendorkan atau melepas baut penguras.
3. Menutup lubang penguras, kemudian isilah dengan media pendingin berupa ethylene glycol base yang baik dan campurlah sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya. Pendingin yang dianjurkan ialah yang mengandung ethylene glycol base lebih dari 50 % tetapi tidak lebih dari 70 %). Media pendingin tipe alcohol tidak disarankan dan harus dicampur dengan air sulingan.
4. Memasang tutup radiator.
5. Menghidupkan mesin dan periksa kebocoran.
6.  Memeriksa permukaan media pendingin dan tambahkan jika diperlukan.

II.    Pelepasan, Pemeriksaan dan Penggantian Pompa Air
Pompa air perlu diperiksa apabila air dalam sistem pendingin tidak bersirkulasi, karena fungsi pompa air adalah untuk menekan air pendingin sehingga dapat bersirkulasi didalam sistem. Gejala yang ditimbulkan apabila pompa air tidak bekerja adalah temperatur mesin naik dengan cepat pada saat mesin hidup. Pompa air juga perlu diganti apabila seal perapat telah aus atau sudah tidak mampu menahan tekanan air. Dalam kenyataannya seringkali seal pompa tidak tersedia di pasaran, sehingga apabila terjadi kebocoran air akibat seal pompa, maka harus mengganti unit pompa secara keseluruhan. Untuk melepas pompa dari sistem pendingin sebaiknya mengikuti prosedur yang benar. Demikian pula pelepasan komonen-komponen pompa. Pelepasan dan pemasangan komponen yang tidak benar akan mengakibatkan kerja pompa tidak optimal. Selanjutnya dalam kegiatan belajar ini akan dibahas berturut-turut prosedur pelepasan, pemeriksaan dan pemasangan pompa air. Prosedur pelepasan pompa air dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.      Mengeluarkan media pendingin mesin
2.      Melepas tali kipas, kipas, kopling fluida (jika ada) dan puli pompa air dengan prosedur sebagai berikut :
·       Merentangkan tali kipas dan mengendurkan mur pengikat tali kipas
·       Mengendorkan pivot dan baut penyetel, alternator, kemudian lepas tali kipas
·       Melepas mur pengikat kipas dengan kopling fluida dan puli
·       Melepas mur pengikat kipas dari kopling fluida
3.      Melepas pompa air

III.    Pemeriksaan komponen pompa air
Pemeriksaan pompa air dapat dilakukan dengan cara memutar dudukan puli dan mengamati bahwa bearing pompa air tidak kasar atau berisik. Apabila diperlukan, bearing pompa air harus diganti
http://4.bp.blogspot.com/-U8yYlTLwO6Y/T02SRV4hnhI/AAAAAAAAACY/RAztb9ClP0M/s1600/untitled.bmp
Gambar 1.  Pemeriksaan pompa air

Pemeriksaan kopling fluida dari kerusakan dan kebocoran minyak silicon.
http://4.bp.blogspot.com/-kUh1nCLul7Y/T02c4bAYlTI/AAAAAAAAACg/rCMsY3dcs0Q/s1600/sdff.bmp

Gambar 2.  Pemeriksaan kopling fluida 




Prosedur pelepasan komponen pompa air :
Komponen pompa air terdiri atas: bodi pompa, dudukan puli, bearing, satuan seal, rotor, gasket dan plat (lihat gambar 3). Nama komponen yang diberi tanda  ◊ adalah komponen yang tidak dapat digunakan lagi setelah dilakukan pelepasan komponen.
http://4.bp.blogspot.com/-1njuA6AAmqs/T02eaGrNokI/AAAAAAAAAC4/Fe3BYwnQHsc/s320/dfvb.bmp
Gambar 3.  Komponen pompa air

Adapun prosedur pelepasan komponen pompa air adalah sebagai berikut : 
1.      Melepas plat pompa dengan cara melepas baut pengikatnya (lihat gambar 4)
http://3.bp.blogspot.com/-32zLc8oTtdI/T02e3KVRS5I/AAAAAAAAADA/3uhsOVSaRcQ/s1600/as.bmp
Gambar 4.  Cara melepas plat
2.      Melepas dudukan puli dengan menggunakan SST dan pres, tekan poros bearing dan lepas dudukan puli
http://4.bp.blogspot.com/-GXgjeEmC7Ao/T02fNWe6lnI/AAAAAAAAADI/u4_4ut8gjJs/s1600/zX.bmp
Gambar 5.  Cara melepas dudukan puli            
3.      Melepas bearing pompa dengan cara sebagai berikut :
·       Memanaskan bodi pompa secara bertahap sampai mencapai suhu 75° – 85°  C
·       Menekan poros bearing dan melepas bearing dan rotor dengan menggunakan SST dan press
·       Melepas rakitan seal dengan menggunakan SST dan pres

Prosedur perakitan komponen pompa air :
1.      Memasang bearing pompa dengan cara sebagai berikut :
·       Memanaskan bodi pompa secara bertahap sampai mencapai suhu 75° – 85°  C
·       Menggunakan SST dan pres, tekan poros bearing dan lepas bearing dan rotor. Permukaan bearing harus rata dengan bodi pompa.
2.      Memasang seal pompa dengan cara sebagai berikut :
·       Oleskan seal pada seal baru dan bodi pompa
·       Menggunakan SST dan pres, pasang seal
3.      Memasang dudukan puli menggunakan SST dan pres pada   poros bearing pompa.
4.      Memasang rotor menggunakan press pada poros bearing pompa. Permukaan rotor harus rata dengan permukaan poros bearing
5.      Memasang plat pompa, periksa bahwa rotor tidak menyentuh plat pompa.
6.      Memeriksa bahwa pompa air berputar lembut.

IV.    Pelepasan, Pemeriksaan dan Pemasangan Thermostat
Thermostat adalah perangkat untuk mengatur suhu sistem sehingga suhu sistem dipertahankan dekat suhu setpoint yang diinginkan. Nama ini berasal dari kata Yunani termos “panas” dan statos “berdiri”. Termostat bekerja dengan peralihan/pergantian antara pemanasan atau pendinginan perangkat on atau off, atau mengatur aliran cairan perpindahan panas yang diperlukan  untuk mempertahankan suhu yang tepat. Termostat adalah alat vital mesin injeksi, suhu ideal mesin diatur secara akurat. Sistem pendinginan memiliki peranan alat amat vital dalam menjaga kinerja mesin agar tetap dalam kondisi stabil. Kinerja mesin paling efisien dan efektif terjadi pada suhu antara 82 - 93C.
Fungsi Thermostat pada system pendingin mobil
Mesin mobil yang bekerja membutuhkan suatu komponen yang berfungsi untuk mendinginkan. Pada mobil yang berfungsi untuk mendinginkan mesin yang sedang bekerja adalah radiator mobil. Dan pada radiator tersebut terdapat suatu komponen yang sangat penting keberadaannya yaitu thermostat.
Thermostat dipasang di dalam radiador mobil sebagai komponen yang bertugas untuk mengontrol suhu kerja mesin. Fungsi thermostat sendiri adalah untuk memepercepat tercapainya suhu kerja mesin, dan mempertahankan temperatur mesin sehingga dicapai temperatur yang ideal ( berkisar antara 75 sampai 90 derajad Celcius ), selain itu juga mesin menjadi lebih irit BBM. Thermostat juga berfungsi untuk menjaga kestabilan temperatur kerja mesin sesuai keinginan pabrikan otomotif agar mesin dapat bekerja pada tingkat yang maksimal.
Pada saat mesin mulai dihidupkan, suhu masih rendah sehingga sirkulasi air pendingin akan melalui saluran by pass di mesin, karena pada suhu ini katup thermostat masih tertutup. Jika suhu mesin sudah mencapai minimal 75 derajat celcius cairan yang terdapat di sisi bawah perlahan – lahan akan mulai mendorong katup thermostat sehingga katup akan terbuka sehingga air radiator bisa melewatinya. Dan sebaliknya apabila suhu mesin menurun, cairan akan menyusut, dan katup thermostat akan terdorong oleh pegas sehingga akan tertutup dan air radiator mobil tidak akan melewatinya. Dari gerakan membuka dan menutup inilah akan dicapai suhu mesin yang ideal.
Prosedur pelepasan thermostat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.      Mengeluarkan media pendingin mesin
2.      Melepas saluran air keluar (selang karet atas)
3.      Melepas tutup rumah thermostat, kemudian mengeluarkan thermostat dari rumahnya. 
http://1.bp.blogspot.com/-uEQeg5VYwf8/T02ffbMJF2I/AAAAAAAAADQ/HHOt-oBjpWo/s1600/afs.bmp
                                Gambar 6.  Melepas tutup thermostat 
Pemeriksaan thermostat, dengan cara sebagai berikut :
1.      Mencelupkan thermostat ke dalam air dan panaskan air secara bertahap, kemudian periksa temperatur pembukaan katup.
http://1.bp.blogspot.com/-BduzFQpE5sw/T02f1RrWbsI/AAAAAAAAADY/_BYfxjphbEU/s1600/jh.bmp
                       Gambar 7.  Memeriksa kerja thermostat
Temperatur pembukaan katup : 80° - 90° C. Jika temperatur pembukaan katup tidak sesuai dengan spesifikasi, thermostat perlu diganti.
2.      Memeriksa tinggi kenaikan katup. Jika kenaikan katup tidak   sesuai dengan spesifikasi, maka termostat perlu diganti. Spesifikasi kenaikan katup pada 95° C : 8 mm atau lebih.

http://4.bp.blogspot.com/-EZ8HrcQlFms/T02gxEXr3JI/AAAAAAAAADg/fS8w_U6utr0/s1600/dsfh.bmp
Gambar 8.  Pemeriksaan tinggi kenaikan katup



E.   Sistem Rem Pada Mobil
sistem rem

Fungsi utama dari sistem pengereman adalah untuk mengurangi kecepatan atau menghentikan kendaraan dengan cara mengurangi kecepatan roda-roda. Saat ini teknologi yang diaplikasikan kedalam sistem rem sudah cukup canggih untuk mendukung sistem keamanan dan kenyamanan pengendara. Pada umumnya yang banyak digunakan dalam sistem rem  adalah rem hidrolis yang menggunakan cakram dan teromol. Dan pada saat ini berbagai sistem telah banyak digunakan untuk memaksimalkan kerja dari sistem rem, diantaranya adalah ABS (anti lock brake system), EBD, BA dan lain-lain, harapannya dengan menambahkan berbagai sistem dalam sistem rem, rem bisa bekerja dengan maksimal seperti fungsi dari ABS yang fungsinya untuk menjaga ban kendaraan tidak bisa langsung terkunci saat dilakukan pengereman dengan tujuan agak mobil tetap bisa di belokkan dan masih bisa dikendalikan.
Beberapa sistem dalam sistem rem
ABS :ANTI LOCK BRAKE SYSTEM
Fungsi utama dari sistem ini adalah menjaga agar rem tidak terkunci secara langsung saat rem bekerja, sehingga walaupun terjadi pengereman mobil masih bisa dikendalikan arahnya, fungsi dari sistem ini bisa maksimal jika digunakan diarea yang licin atau daerah-daerah bersalju.
EBD :ELECTRONIC BRAKE FORCE DISTRIBUTION
Fungsi dari sistem ini adalah membagi tenaga pengereman ke semua roda-roda kendaraan sesuai dengan kondisi pengendaraan,misal kendaraan posisi miring ke kanan atau belok kanan atau kiri pasti kebutuhan tekanan rem juga beda, jadi tidak dibagi kesemua roda denga tekanan yang sama tujuannya adalah supaya kendaraan tetap nyaman dan stabil dalam saat terjadi pengeraman baik dalam kondisi miring atau tikungan.
BA :BRAKE ASIST
Sesuai namanya sistem ini adalah untuk membantu daya pengereman yang terjadi secara tiba-tiba yang dilakukan pengemudi, terdapat sensor yang bisa membaca gerakan pedal rem apabila terjadi tekanan yang besar dan terjadi seketikamaka seolah-olah terjadi hal darurat misal hampir menabarak suatu obyek. Untuk itu sistem BA ini menambah tenaga pengereman ke roda lebih dari tenaga biasanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar