KATA PENGANTAR
Dengan rahmat dan puji syukur terhadap
tuhan yang maha esa kami bersyukur bahwa laporan tentang teori produktif telah
dapat diselesaikan tanpa ada halangan satu apapun. Laporan hubungan
internasional ini ditulis untuk melengkapi bahan dasar TEORI PRODUKTIF sebagai
sarana penunjang ilmu pengetahuan kewarganegaraan dalam melengkapi tugas
Sekolah.
Kami penyusun laporan memberitahukan
bahwa laporan kami belum mendekati sempurna kami mohon penjelasan, petunjuk dan
arah dan sebagainya yang menyangkut pembetulan laporan ini dan kami mohon maaf
terhadap kekuranggan kami sebagai penyusun laporan ini. Kami juga tidak lupa
mengucapkan terimakasih terhadap semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
laporan ini.
penulis
A. Sistem Pengapian
PRINSIP KERJA SISTEM PENGAPIAN
KONVENSIONAL
Berikut akan dijelaskan mengenai prinsip kerja sistem
pengapian konvensional.
Prinsip kerja sistem pengapian konvensional ada dua kondisi yaitu kondisi saat kunci kontak ON platina menutup dan Aliran arus listrik pada saat platina membuka.
Prinsip kerja sistem pengapian konvensional ada dua kondisi yaitu kondisi saat kunci kontak ON platina menutup dan Aliran arus listrik pada saat platina membuka.
1) Pada saat kunci kontak ON,
Platina menutup
Aliran Arus Listrik Saat Konci
Kontak ON, Platina Menutup
Aliran arusnya adalah sebagai
berikut:
Baterai —-> Kunci kontak —->
Primer koil —-> Platina —-> Massa.
Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil
menjadi magnet.
2) Saat platina membuka
Aliran Arus Saat Platina terbuka
Saat platina membuka, arus listrik melalui primer koil
terputus, terjadi induksi tegangan tinggi pada sekunder koil, sehingga arus
akan mengalir seperti dibawah ini:
Sekunder koil —-> Kabel tegangan
tinggi —-> Tutup distributor —-> Rotor —-> Kabel tegangan tinggi
(kabel busi) —-> Busi —-> Massa.
Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder
koil, mampu meloncati tahanan udara antara elektroda tengah dengan elektroda
massa pada busi dan menimbulkan percikan bunga api.
KOMPONEN SISTEM PENGAPIAN
KONVENSIONAL PADA MOBIL
Sistem pengapian konvensional terdiri dari beberapa
komponen. Berikut akan dijelaskan apa saja komponen sistem pengapian beserta
dengan fungsi masing-masing komponen sistem pengapian.
1. Baterai
Baterai berfungsi sebagai sumber energi listrik.
2.Kunci Kontak
Kunci kontak berfungsi untuk
memutuskan dan menghubungkan listrik pada rangkaian atau mematikan dan
menghidupkan sistem. Kunci kontak pada kendaraan memiliki 3 atau lebih
terminal.
Terminal utama pada kontak adalah
terminal B atau AM dihubungkan ke baterai, Terminal IG dihubungkan ke (+) koil
pengapian dan beban lain yang membutuhkan, terminal ST dihubungkan ke selenoid
starter. Jika kunci kontak tersebut memiliki 4 terminal maka terminal yang ke 4
yaitu terminal ACC yang dihubungkan ke accesoris kendaraan, seperti: radio,
tape dan lain-lainnya.
3. Koil Pengapian
Koil pengapian berfungsi sebagai step up trafo, yaitu menaikan
tegangan dari tegangan baterai 12 Volt menjadi tegangan tinggi lebih dari
15.000 Volt. Koil pengapian terdiri dari: inti besi lunak, primer koil,
sekunder koil, rumah koil dan terminal koil.
Hubungan terminal Pada Kunci
Kontak
Konstruksi Koil Pengapian
4. Distributor
Distributor berfungsi untuk mendistribusikan induksi
tegangan tinggi sekunder koil ke busi sesuai dengan urutan pengapian motor atau
FO (firing order).
Distributor merupakan tempat sebagian besar sistem pengapian. Komponen yang ada pada distributor antara lain: platina (kontak breaker), kondensor, nok kontak pemutus arus, centrifugal advancer, vacum advancer, rotor distributor dan tutup distributor.
Distributor merupakan tempat sebagian besar sistem pengapian. Komponen yang ada pada distributor antara lain: platina (kontak breaker), kondensor, nok kontak pemutus arus, centrifugal advancer, vacum advancer, rotor distributor dan tutup distributor.
MERAWAT SISTEM PENGAPIAN
KONVENSIONAL
Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya
terhadap kesempurnaan proses pembakaran di dalam silinder, dengan sistem
pengapian yang baik akan diperoleh performa mesin optimal dan pemakaian bahan
bakar yang hemat. Agar kinerja sistem pengapian selalu dalam kondisi baik maka
sistem ini perlu dirawat dengan baik. Perawatan sistem pengapian dengan cara
membersihkan, melumasi dan menyetel komponen atau mesin.
Sistem Pengapian Konvensional
Komponen sistem pengapian yang cepat
kotor adalah busi, platina, ujung rotor dan terminal pada tutup distributor.
Bagian tersebut diatas perlu diperiksa dan dibersihkan kotorannya menggunakan
amplas.
Bagian sistem pengapian yang perlu
diberi pelumas adalah Nok dan Rubbing block, Poros Nok dan Centrifugal
Advancer.
Penyetelan sistem pengapian meliputi
penyetelan celah busi, celah platina atau besar sudut dwell, dan penyetelan
saat pengapian.
Bagi pemilik kendaraan perawatan dapat dilakukan
sendiri dengan alat yang terdapat pada kelengkapan kendaraan, alat dan bahan
yang diperlukan, yaitu:
o
Bahan : Grease (pelumas); amplas.
o
Alat : Kunci busi; kunci ring nomor 10, 12, 19; obeng
(+); obeng (-); feeler gauge; lampu 12 volt dengan dua kabel; multimeter.
Selain alat diatas pada bengkel yang baik menggunakan beberapa
alat, diantaranya:
o
Spark plug cleaner and tester, merupakan alat untuk
membersihkan dan memeriksa busi.
o
Spark plug gauge, untuk mengukur dan menyetel celah
busi.
o
Tune up tester, untuk mengukur putaran dan sudut
dweel.
o
Timing tester, untuk mengetahui saat pengapian.
o
Condensor tester, berfungsi untuk memeriksa kapasitas
kondensor.
Langkah kerja dalam merawat sistem pengapian adalah
sebagai berikut:
1. Memeriksa secara
visual kelainan pada komponen dan rangkaian sistem pengapian.
2. Memeriksa,
membersihkan dan menyetel celah busi.
3. Memeriksa
dan membersihkan kabel tegangan tinggi.
4. Memeriksa,
membersihkan rotor dan tutup distributor.
5. Memeriksa
nok, centrifugal advancer dan vacum advancer.
6. Memeriksa
koil pengapian.
7. Memeriksa,
membersihkan dan menyetel celah platina atau menyetel sudut dwell.
JENIS-JENIS GANGGUAN PADA SISTEM
PENGAPIAN KONVENSIONAL
Kinerja sistem pengapian sangat
besar pengaruhnya terhadap kesempurnaan proses pembakaran di dalam silinder,
dengan sistem pengapian yang baik akan diperoleh performa mesin optimal dan
pemakaian bahan bakar yang hemat.
Gangguan sistem pengapian
konvensional pada motor bensin paling sering terjadi dibandingkan sistem lain.
Berikut akan diuraikan mengenai
gejala dari gangguan pada sistem pengapian konvensional beserta dengan
kemungkinan penyebab dan cara mengatasi gangguan yang terjadi pada sistem pengapian konvensional.
No.
|
GEJALA
|
KEMUNGKINAN PENYEBAB
|
CARA MENGATASI
|
1
|
Mesin tidak dapat hidup (tidak ada percikan api di
busi)
|
Busi mati atau deposit berlebihan.
|
Ganti busi atau bersihkan.
|
Kabel tegangan tinggi bocor berlebihan.
|
Ganti kabel tegangan tinggi.
|
||
Rotor tidak terpasang.
|
Pasang rotor.
|
||
Urutan pengapian tidak benar.
|
Perbaiki urutan pengapian.
|
||
Bersihkan kotorannya.
|
|||
Platina menutup terus atau membuka terus.
|
|||
Ganti koil
|
|||
Ganti kondensator
|
|||
Konektor kabel lepas
|
Pasang konektor kabel yang lepas
|
||
Kabel putus
|
Ganti atau perbaiki kabel yang putus
|
||
Kontak rusak
|
Ganti kontak
|
||
2
|
Mesin sulit hidup (percikan api dibusi kecil)
|
Deposit (penumpukan kerak) dibusi berlebihan.
|
Bersihkan atau ganti busi.
|
Kabel tegangan tinggi bocor.
|
Ganti kabel tegangan tinggi.
|
||
Tutup distributor kotor.
|
Bersihkan terminal ditutup distributor.
|
||
Karbon ditutup distributor hilang.
|
Pasang karbon atau ganti tutup distributor.
|
||
Tutup distributor retak.
|
Ganti tutup distributor.
|
||
Urutan pengapian tidak benar.
|
Perbaiki urutan pengapian.
|
||
Kontak platina kotor.
|
Bersihkan kontak atau ganti.
|
||
Setelan celah platina tidak tepat.
|
Setel celah platina atau sudut dwell.
|
||
Saat pengapian tidak tepat.
|
Saat setel pengapian
|
||
Koil rusak.
|
Ganti koil.
|
||
Kondensor rusak.
|
Ganti kondensor.
|
||
Konektor kabel kotor.
|
Bersihkan terminal konektor kabel.
|
||
3
|
Terjadi ledakan di knalpot
|
Busi kotor.
|
Bersihkan busi atau ganti busi
|
Platina kotor.
|
Bersihkan platina atau ganti.
|
||
Saat pengapian terlalu mundur.
|
Stel saat pengapian.
|
No.
|
GEJALA
|
KEMUNGKINAN PENYEBAB
|
CARA MENGATASI
|
4
|
Terjadi ledakan di knalpot saat pedal gas dilepas
|
Kerja vacum advancer kurang sempurna.
|
Perbaiki mekanisme vacum advancer.
|
5
|
Terjadi ledakan di knalpot saat pedal gas ditekan
|
Kerja centrifugal advancer kurang sempurna.
|
Perbaiki mekanisme centrifugal advancer.
|
6
|
Busi cepat kotor
|
Pemakaian busi yang tidak tepat
|
Ganti busi dengan tingkat panas yang tepat.
|
Platina kotor.
|
Bersihkan atau ganti platina.
|
||
Saat pengapian tidak tepat.
|
Stel saat pengapian.
|
||
7
|
Elektroda busi meleleh
|
Pemakaian tingkat busi yang terlalu panas.
|
Ganti busi dengan tingkat panas busi yang lebih
dingin.
|
Posisi Platina
|
Hasil Pengukuran
|
Keterangan
|
Membuka
|
12 volt
|
Baik
|
0 volt
|
Platina hubung singkat
|
|
Kabel platina hubung singkat
|
||
Tidak ada arus ke koil pengapian
|
||
Menutup
|
0 volt
|
Baik
|
12 volt
|
Kontak platina terganjal kotoran
|
|
Kabel ke platina putus
|
B. NOKEN AS
Kuncian dari sebuah noken as atau camshaft adalah bubungan / Nok / Lobe
yang dimilikinya. Ketika noken as berputar, tonjolan ini menonjok klep untuk
terbuka dan menutup sesuai dengan gerakan piston. Ini bukti bahwa ada hubungan
langsung antara bentuk dari sebuah noken as dan cara mesin menampilkan performa
pada rentang kecepatan berbeda.
Untuk memahami kasus ini, bayangkan kita sedang menjalankan mesin dengan
sangat pelan — 10 atau 20 RPM — sehingga piston memiliki beberapa detik untuk
menyelesaikan siklusnya. Namun sangat tidak mungkin menjalankan mesin normal
sepelan ini, namun bayangkan seandainya saja kita bisa. Dengan kecepatan
serendah ini, kita menginginkan bentuk tonjolan noken as sebagaimana :
* Seketika piston
bergerak turun pada langkah hisap , klep intake terbuka. Dan menutup saat
piston di TMB.
* Klep buang terbuka
saat piston TMB pada akhir langkah ekspansi, dan menutup saat akhir langkah
buang.
Setelan ini sangat
cocok untuk mesin yang bergerak sangat lambat. Namun apa yang terjadi ketika
kamu meningkatkan RPM? Mari kita cari tahu!
Ketika kamu menaikkan RPM menjadi 4,000 RPM saja, klep terbuka dan tertutup
2,000 kali setiap menit, atau 33 kali setiap detik. Padahal RPM ini masih kita
anggap rendah bukan? Bagi kita penggemar kecepatan, untuk meningkatkan
adrenalin biasanya kita suka menggeber hingga diatas 8,000 RPM, dan bayangkan
bahwasanya klep terbuka dan menutup lebih dari 60 kali setiap detik!! Bahkan
kedipan mata kita saja tidak dapat secepat itu. Kemudian bagaimana mesin balap
dapat memenuhi asupan campuran udara/bahan-bakar ke dalam mesin, dan membuang
gas sisa pembakaran saat kecepatan tinggi hingga mesin teriak 12,000 RPM
lebih?! Wow, pada kecepatan ini, piston bergerak naik turun di dalam silinder
begitu cepatnya, pula campuran udara/bahan-bakar merasuk begitu cepat ke dalam
silinder.
Ketika klep intake terbuka dan piston memulai langkah hisap, campuran
udara/bahan-bakar dalam porting mulai berakselerasi ke dalam silinder. Seketika
piston mencapai bawah pada langkah hisap, campuran udara/bahan-bakar bergerak
pada kecepatan tinggi. Jika kita begitu saja menutup klep intake pada saat ini,
keseluruhan udara/bahan bakar akan terhenti dan tidak memasuki silinder. Dengan
membiarkan klep tetap terbuka sedikit lebih lama, inersia ( momentum )
kecepatan gas campuran udara/bahan-bakar akan tetap mendorong asupan ini masuk
kedalam silinder meski piston telah memulai awal langkah Kompresi. Kita juga
menginginkan klep terbuka lebar saat kecepatan tinggi — parameter ini disebut
Lift Klep, yang diatur dari profil tonjolan noken as.
Oleh karenanya, setiap detail spesifikasi tertentu, dimanfaatkan sang tuner
untuk mendesain noken as khusus untuk mesin tersebut dan tujuan dibangunnya
mesin tersebut. Bagaimana kekurangan sebuah mesin, dapat dipacu dari
jantungnya, pengatur detak dan ritme daya laju sebuah mesin tentu saja dari
noken as. Menggerinda noken as jauh lebih efektif dan efisien untuk mengatur
ritme durasi dan lift asalkan dilakukan dengan benar oleh tuner yang
berpengalaman di bidangnya.
SETIAP NOKEN AS HANYA AKAN SEMPURNA PADA SEBUAH RENTANG KECEPATAN MESIN
TERTENTU! Pada rentang tenaga tertentu, mesin tidak akan menghasilkan performa
pada potensinya secara penuh. Tentu tidak optimal menggunakan noken as standard
bawaan motor ketika mesin sudah dimodifikasi sedemikian rupa untuk dipacu pada
kompetisi balap. Sebagaimana kita tidak dapat mengaplikasi noken as dengan
spesifikasi untuk Kompetisi balap pada mesin motor standard yang dipakai
harian, selain boros konsumsi BBM juga berpotensi merusak mesin. Tentu Noken as
Street Performance yang bermain di 270 derajat dan lobe lift tidak terlampau
jauh dari bawaan asli motor, sangat cocok untuk mesin standard ataupun dengan
ubahan minimalis, sedikit mengatrol tenaga atas tanpa harus kehilangan torsi di
putaran bawah sehingga konsumsi BBM masih bisa ditoleransi.
Cara mendeteksi kerusakan noken as
Cara mendeteksi kerusakan noken as
Cara mendeteksi kerusakan noken as – Noken as ( poros
Bubungan ) fungsinya sebagai pengatur waktu pembukaan dan penutupan katup masuk
dan katup buang pada kepala Cylinder ( Cylinder Head ) noken as sendiri
bentuknya bulat telur dan biasanya untuk sebuah katup mempunyai bubungan
tersendiri.Poros bubungan berputar lebih lambat dari pada poros engkol. Itu
dikarenakan jumlah gigi kamprat yang terdapat pada noken as jumlah giginya dua
kali kebih banyak dari pada jumlah gigi yang ada pada poros engkol.
Perbandingan perputaran antara noken as dengan poros engkol adalah ketika gerak
zueger (piston) melakukan proses 4 langkah berarti poros engkol
telah melakukan gerakan putaran dua kali dan poros noken as baru malakukan
gerakan putaran sebanyak satu kali. Hal ini berarti kontruksi poros noken as
dapat dibagi menjadi empat bagian sesuai dengan langkar Torak (zueger), karena
setiap seperempat putaran poros noken as adalah sama dengan satu langkah torak.
Perhatikan contoh gambar bagian dari noken as berikut ini.
Kali ini akan memberikan Ulasan tentang bagaimana Cara mendeteksi
kerusakan noken asdan Solusi Penanganannya.
Ciri-ciri kerusakan pada Noken as antara lain adalah :
§
Timbul suara kasar pada Cylider kop
seperti suara ngeclek pada bagian depan mesin.Itu biasanya
disebabkan karena terjadinya keausan pada bubungan pada noken as atau bisa juga
disebabkan kerena laker / bos pada noken as mengalami kocak atau goyah.
§
Ketika mesin dihidupkan tidak bisa
stasioner, Hal tersebut disebabkan karena salah satu bubungan pada noken as
mengalami keausan sehingga pada waktu bubungan mendorong timelar untuk
melakukan proses membukanya katup klep tidak bisa maksimal.
Solusinya bila hal tersebut terjadi adalah dipopok bagian bubungan atau
diganti dengan yang baru.
Komponen Mesin merupakan
bagian-bagian utama dari mesin khususnya yang dibahas disini adalah mesin
bensin/premium. Dimana komponen utama ini merupakan suatu bentuk rangkaian
mesin yang difungsikan sebagai pembuat tenaga.
Adapun yang utama dengan berurutan adalah sebagai
berikut :
1. Blok Silinder
merupakan bentuk dasar dari mesin
dan pada blok silinder ini terdapat beberapa buah silinder mesin, pada
tiap silinder terdapat sebuah torak/piston yang dipasangkan pada salah satu
ujung batang piston, sedangkan ujung piston yang lain berhubungan langsung
dengan poros engkol/crank shaft, maka dengan demikian gerak naik turunnya
piston dapat menggerakan poros engkol. Sedangkan dibagian atas kepala silinder
pada bagian dalamnya berbentuk sebuah ruang bakar dan dilengkapi dengan
katup-katup hisap dan buang.
Blok silinder biasanya terbuat dari
besi tuang/cor tetapi ada pula yang terbuat dari paduan almunium dengan tujuan
untuk mengurangi berat serta menambah panas radiasi. Beberapa silinder disusun
pada blok silinder, bagian atasnya ditutup dengan kepala silinder sedangkan
bagian bawah blok silinder membentuk ruang engkol untuk penempatan dan
pemasangan kelengkapan, seperti dinamo starter (untuk start awal gerak poros
engkol, alternator, pompa bensin serta distributor.
2. Silinder
merupakan bagian yang memindahkan
tenaga panas ke tenaga mekanik dan untuk tujuan ini piston bergerak naik
memadatkan gas. Untuk memperoleh tenaga maksimum ataupun optimum diusahakan
tidak terdapat kebocoran-kebocoran pada gas-gas yang dibakar diantara piston
dan silinder. Gesekan dan keausan diusahakan seminim mungkin yang diakibatkan
oleh gerakan-gerakan meluncur dari piston. Untuk memperkecil hal ini, dinding
silinder diperkeras dengan besi tuang/cor, atau dengan diberikan khrom pada
dinding-dinding silinder untuk membatasi keausan tadi. Jika dinding silinder
telah aus .. maka perbaikan yang dilakukan adalah dengan mengebor kembali
dinding silinder dengan bore tune, sehingga silinder ruang menjadi lebih besar
maka membutuhkan piston/torak juga lebih besar karena bertambahnya diameter
ukuran silinder (berhubungan dengan kecepatan pada saat dragrace, dimana
ruang silinder dan piston semakin besar dibutuhkan suplay bahan bakar lebih
besar sehingga digunakan karburator minimal 2 barrel atau 4 barrel) Untuk
menghindari semakin tipisnya dinding dalam dan dinding luar silinder (ketebalan
silinder) maka sebaiknya dinding dalam diberikan pelapis khrom sehingga
permanen karena meminimalisasi keausan .. dan piston bisa dipertahankan tidak
memerlukan penggantian piston yang lebih besar.
3. Bak engkol (karter)
terletak dibawah blok silinder
digunakan sebagai penampung oli mesin yang terbuat dari baja press. Pada karter
ini juga dilengkapi ventilasi untuk menghubungkan ruang dalam dengan udara
luar. Karter dibaut dibawah bak engkol dan diantaranya diberikan gasket
(pelapis karet) untuk menghindari kebocoran pada sambungan tersebut sehingga
oli mesin tidak bocor merembes keluar.
4. Kepala Silinder
dibaut dengan blok silinder dibagian
atas dan diantaranya juga diberikan gasket, terdapat lubang-lubang untuk
pemasangan busi dan mekanik katup yang dilengkapi pada mesin. Kepala silinder
pada umunya dibuat dari besi tuang campuran almunium untuk membatasi pemuaian.
Juga dilengkapi mantel pendingin yang berhubungan denga blok silinder untuk memberikan
pendinginan pada katup-katup dan busi-busi.
5. Torak/piston
komponen ini wajib mempunyai sifat
tahan terhadap tekanan dan suhu tinggi dan dapat bekerja dengan kecepatan
tinggi. Kepala piston umumnya mempunyai permukaan yang datar tetapi ada pula
yang cembung atau cekung. Pada bagian atas torak terdapat 2-3 celah untuk
pemasangan pegas-pegas piston. Bahan dasar piston adalah campuran besi tuang
dan aluminium karena ringan dan mempunyai penghantar panas yang baik. Paduan
yang tidak seimbang akan berakibat buruk dimana pada suhu yang sangat tinggi
akan membuat piston memuai dan berubah bentuk.
Oleh sebab itu dijumpai diameter
bagian atas torak agak lebih kecil dari bagian bawahnya, dimanadalam keadaan
suhu tinggi maka bagian atas dan bawah akan menjadi sama besar.
- Antara piston dan dinding harus diberikan
kerenggangan tertentu karena adanya pemuaian pada waktu mesin bekerja yang mana
disebut renggang piston/torak. Bila terlalu besar maka akan terjadi kebocoran
gas yang keluar dan minyak oli mesin akan masuk ke ruang piston dan silinder,
sehingga suara piston berisik. Bisa dilihat/dibuktikan jika asap
kenalpot (gas buang) terdapat asap putih ... berarti kemungkinan oli mesin ikut
terbakar karena terlalu besar keranggangan ini. Bila terlalu kecil
akan menimbulkan gesekan yang akan lebih besar sehingga pelumasan tidak
sempurna.
- Pena piston, berguna untuk menghubungkan piston
dengan ujung batang piston, berbentuk pipa untuk mengurangi berat dan pada
kedua sisinya disangga oleh bos-bos yang terdapat pada piston.
- Pegas piston, berguna untuk perapat dan menjaga agar
gas-gas tidak keluar selama langkah kompresi dan langkah kerja dalam ruang
bakar. Dan juga untuk mengikis oli pelumas dari dinding silinder, mencegah oli
masuk ke ruang bakar. Umumnya terbuat dari besi cor khusus dan diberi potongan
untuk memudahkan pemasangan ke dalam alur pegas yang terdapat pada piston.
Diameternya sedikit lebih besar dari diameter piston, dan setelah terpasang
maka kekenyalan pegas piston ini menekan dinding silinder.
6. Batang piston
adalah komponen/part yang
menghubungkan piston dengan poros engkol/crankshaft dibuat dengan bentuk
"I" , terbuat dari baja spesial.
7. Poros engkol/crankshaft
mempunyai tugas penting yaitu
mengubah gerakan lurus piston yang berada dalam silinder pada gerak kerja
menjadi gerak putar dengan melalui batang-batang piston serta menjaga
pergerakan piston dalam lengkah-langkah selanjutnya. Poros engkol terdiri dari
pusat putaran dimana pada pena engkol dipasangkan batang piston. Bagian ujung
depan poros engkol dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan pemasangan gigi
pengatur (timing gear) yang berfungsi untuk menggerakan sumbu nok dan
puli untuk menggerakan pompa air/alternator (waterpump). Sedangkan
bagian ujung belakang dipasangkan dengan flens untuk pemasangan roda penerus
(roda gila).
8. Roda
penerus/flywheel
merupakan piringan yang terbuat dari besi tuang dan
dibaut pada ujung belakang poros engkol. Dimana poros engkol hanya mendapatkan
tenaga putaran dari langkah kerja saja, agar supaya dapat bekerja pada langkah
yang lainnya maka poros engkol harus dapat menyimpan day putaran yang
diperolehnya. Bagian yang menyimpan tenaga putaran ini adalah roda penerus yang
juga dilengkapi dengan gigi ring yang dipasangkan di bagian luar untuk
perkatian dengan starter pinion.
D.
SISTEM
PENDINGIN PADA MOBIL
I. Pemeriksaan dan Penggantian Media Pendingin
Pemeriksaan media pendingin meliputi pemeriksaan kapasitas dan kualitas
media pendingin. Pemeriksaan kualitas pendingin meliputi pemeriksaan terhadap
endapan karat atau kotoran di sekitar tutup radiator atau lubang pengisi
radiator. Adapun pemeriksaan kualitas dan kapasitas media pendingin dapat
dilakukan sebagai berikut :
a. Pemeriksaan kapasitas media pendingin
Kapasitas air pendingin dapat dilihat pada tangki cadangan (reservoir
tank). Permukaan media pendingin harus berada diantara garis LOW dan FULL dalam
keadaan mesin dingin. Apabila jumlah air pendingin kurang, periksa kebocoran
dan tambahkan media pendingin sampai garis FULL.
b. Pemeriksaan dan penggantian kualitas media
pendingin
Endapan karat atau kotoran di sekitar tutup
radiator atau lubang pengisi radiator harus sedikit. Apabila media pendingin
terlalu kotor atau banyak mengandung karat (berwarna kuning) harus dilakukan
penggantian dengan cara sebagai berikut :
1. Melepas tutup radiator. Pada
saat membuka tutup radiator, mesin harus dalam keadaan dingin. Apabila tutup
radiator dibuka dalam keadaan panas, cairan dan uap yang bertekanan akan
menyembur keluar.
2. Mengeluarkan media pendingin
melalui lubang penguras dengan cara mengendorkan atau melepas baut penguras.
3. Menutup lubang penguras,
kemudian isilah dengan media pendingin berupa ethylene glycol base yang baik
dan campurlah sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya. Pendingin yang
dianjurkan ialah yang mengandung ethylene glycol base lebih dari 50 % tetapi
tidak lebih dari 70 %). Media pendingin tipe alcohol tidak disarankan dan harus
dicampur dengan air sulingan.
4. Memasang tutup radiator.
5. Menghidupkan mesin dan
periksa kebocoran.
6. Memeriksa
permukaan media pendingin dan tambahkan jika diperlukan.
II. Pelepasan, Pemeriksaan dan Penggantian Pompa Air
Pompa air perlu diperiksa apabila air dalam sistem pendingin tidak
bersirkulasi, karena fungsi pompa air adalah untuk menekan air pendingin
sehingga dapat bersirkulasi didalam sistem. Gejala yang ditimbulkan apabila
pompa air tidak bekerja adalah temperatur mesin naik dengan cepat pada saat
mesin hidup. Pompa air juga perlu diganti apabila seal perapat telah aus atau
sudah tidak mampu menahan tekanan air. Dalam kenyataannya seringkali seal pompa
tidak tersedia di pasaran, sehingga apabila terjadi kebocoran air akibat seal
pompa, maka harus mengganti unit pompa secara keseluruhan. Untuk melepas pompa
dari sistem pendingin sebaiknya mengikuti prosedur yang benar. Demikian pula
pelepasan komonen-komponen pompa. Pelepasan dan pemasangan komponen yang tidak
benar akan mengakibatkan kerja pompa tidak optimal. Selanjutnya dalam kegiatan
belajar ini akan dibahas berturut-turut prosedur pelepasan, pemeriksaan dan
pemasangan pompa air. Prosedur pelepasan pompa air dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
1.
Mengeluarkan media pendingin mesin
2.
Melepas tali kipas, kipas, kopling fluida (jika ada) dan puli pompa air
dengan prosedur sebagai berikut :
·
Merentangkan tali kipas dan mengendurkan mur pengikat tali kipas
·
Mengendorkan pivot dan baut penyetel, alternator, kemudian lepas tali
kipas
·
Melepas mur pengikat kipas dengan kopling fluida dan puli
·
Melepas mur pengikat kipas dari kopling fluida
3.
Melepas pompa air
III. Pemeriksaan komponen pompa air
Pemeriksaan pompa air dapat dilakukan dengan cara memutar dudukan puli
dan mengamati bahwa bearing pompa air tidak kasar atau berisik. Apabila
diperlukan, bearing pompa air harus diganti
Gambar 1. Pemeriksaan pompa air
Pemeriksaan kopling fluida dari kerusakan dan kebocoran minyak silicon.
Gambar 2. Pemeriksaan kopling fluida
Prosedur
pelepasan komponen pompa air :
Komponen pompa air terdiri atas: bodi pompa, dudukan puli, bearing,
satuan seal, rotor, gasket dan plat (lihat gambar 3). Nama komponen yang diberi
tanda ◊ adalah komponen yang tidak dapat digunakan lagi setelah dilakukan
pelepasan komponen.
Gambar 3. Komponen pompa air
Adapun
prosedur pelepasan komponen pompa air adalah sebagai berikut :
1.
Melepas plat pompa dengan cara melepas baut pengikatnya (lihat gambar
4)
|
Gambar 4. Cara melepas plat
|
2.
Melepas dudukan puli dengan menggunakan SST dan pres, tekan poros
bearing dan lepas dudukan puli
|
Gambar 5. Cara melepas dudukan
puli
|
3.
Melepas bearing pompa dengan cara sebagai berikut :
· Memanaskan bodi pompa secara
bertahap sampai mencapai suhu 75° – 85° C
· Menekan poros bearing dan
melepas bearing dan rotor dengan menggunakan SST dan press
· Melepas rakitan seal dengan
menggunakan SST dan pres
Prosedur perakitan
komponen pompa air :
1.
Memasang bearing pompa dengan cara sebagai berikut :
·
Memanaskan bodi pompa secara bertahap sampai mencapai suhu 75° –
85° C
·
Menggunakan SST dan pres, tekan poros bearing dan lepas bearing dan
rotor. Permukaan bearing harus rata dengan bodi pompa.
2.
Memasang seal pompa dengan cara sebagai berikut :
· Oleskan seal pada seal baru
dan bodi pompa
· Menggunakan SST dan pres,
pasang seal
3.
Memasang dudukan puli menggunakan SST dan pres pada poros
bearing pompa.
4.
Memasang rotor menggunakan press pada poros bearing pompa. Permukaan
rotor harus rata dengan permukaan poros bearing
5.
Memasang plat pompa, periksa bahwa rotor tidak menyentuh plat pompa.
6.
Memeriksa bahwa pompa air berputar lembut.
IV. Pelepasan, Pemeriksaan dan Pemasangan Thermostat
Thermostat adalah perangkat untuk mengatur suhu
sistem sehingga suhu sistem dipertahankan dekat suhu setpoint yang diinginkan.
Nama ini berasal dari kata Yunani termos “panas” dan statos “berdiri”.
Termostat bekerja dengan peralihan/pergantian antara pemanasan atau pendinginan
perangkat on atau off, atau mengatur aliran cairan perpindahan panas yang
diperlukan untuk mempertahankan suhu yang tepat. Termostat adalah alat
vital mesin injeksi, suhu ideal mesin diatur secara akurat. Sistem pendinginan
memiliki peranan alat amat vital dalam menjaga kinerja mesin agar tetap dalam
kondisi stabil. Kinerja mesin paling efisien dan efektif terjadi pada suhu
antara 82 - 93o C.
Fungsi Thermostat
pada system pendingin mobil
Mesin mobil yang bekerja membutuhkan suatu
komponen yang berfungsi untuk mendinginkan. Pada mobil yang berfungsi untuk
mendinginkan mesin yang sedang bekerja adalah radiator mobil. Dan pada radiator
tersebut terdapat suatu komponen yang sangat penting keberadaannya yaitu
thermostat.
Thermostat dipasang di dalam radiador mobil
sebagai komponen yang bertugas untuk mengontrol suhu kerja mesin. Fungsi
thermostat sendiri adalah untuk memepercepat tercapainya suhu kerja mesin, dan
mempertahankan temperatur mesin sehingga dicapai temperatur yang ideal (
berkisar antara 75 sampai 90 derajad Celcius ), selain itu juga mesin menjadi
lebih irit BBM. Thermostat juga berfungsi untuk menjaga kestabilan temperatur
kerja mesin sesuai keinginan pabrikan otomotif agar mesin dapat bekerja pada
tingkat yang maksimal.
Pada saat mesin mulai dihidupkan, suhu masih
rendah sehingga sirkulasi air pendingin akan melalui saluran by pass di mesin,
karena pada suhu ini katup thermostat masih tertutup. Jika suhu mesin sudah
mencapai minimal 75 derajat celcius cairan yang terdapat di sisi bawah perlahan
– lahan akan mulai mendorong katup thermostat sehingga katup akan terbuka
sehingga air radiator bisa melewatinya. Dan sebaliknya apabila suhu mesin
menurun, cairan akan menyusut, dan katup thermostat akan terdorong oleh pegas
sehingga akan tertutup dan air radiator mobil tidak akan melewatinya. Dari
gerakan membuka dan menutup inilah akan dicapai suhu mesin yang ideal.
Prosedur pelepasan thermostat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut
:
1.
Mengeluarkan media pendingin mesin
2.
Melepas saluran air keluar (selang karet atas)
3.
Melepas tutup rumah thermostat, kemudian mengeluarkan thermostat dari
rumahnya.
Gambar 6. Melepas tutup thermostat
Pemeriksaan thermostat, dengan cara sebagai berikut :
1.
Mencelupkan thermostat ke dalam air dan panaskan air secara bertahap,
kemudian periksa temperatur pembukaan katup.
Gambar 7. Memeriksa kerja thermostat
Temperatur
pembukaan katup : 80° - 90° C. Jika temperatur pembukaan katup tidak sesuai
dengan spesifikasi, thermostat perlu diganti.
2.
Memeriksa tinggi kenaikan katup. Jika kenaikan katup tidak
sesuai dengan spesifikasi, maka termostat perlu diganti. Spesifikasi kenaikan
katup pada 95° C : 8 mm atau lebih.
Gambar 8. Pemeriksaan tinggi kenaikan katup
E.
Sistem Rem Pada Mobil
Fungsi utama dari sistem pengereman
adalah untuk mengurangi kecepatan atau menghentikan kendaraan dengan cara
mengurangi kecepatan roda-roda. Saat ini teknologi yang diaplikasikan
kedalam sistem rem sudah cukup canggih untuk mendukung sistem
keamanan dan kenyamanan pengendara. Pada umumnya yang banyak digunakan dalam
sistem rem adalah rem hidrolis yang menggunakan cakram dan teromol. Dan
pada saat ini berbagai sistem telah banyak digunakan untuk memaksimalkan kerja
dari sistem rem, diantaranya adalah ABS (anti lock brake system), EBD, BA dan
lain-lain, harapannya dengan menambahkan berbagai sistem dalam sistem rem, rem
bisa bekerja dengan maksimal seperti fungsi dari ABS yang fungsinya untuk
menjaga ban kendaraan tidak bisa langsung terkunci saat dilakukan pengereman
dengan tujuan agak mobil tetap bisa di belokkan dan masih bisa dikendalikan.
Beberapa sistem dalam sistem rem
ABS :ANTI LOCK BRAKE SYSTEM
Fungsi utama dari sistem ini adalah
menjaga agar rem tidak terkunci secara langsung saat rem bekerja, sehingga
walaupun terjadi pengereman mobil masih bisa dikendalikan arahnya, fungsi dari
sistem ini bisa maksimal jika digunakan diarea yang licin atau daerah-daerah
bersalju.
EBD :ELECTRONIC BRAKE FORCE
DISTRIBUTION
Fungsi dari sistem ini adalah
membagi tenaga pengereman ke semua roda-roda kendaraan sesuai dengan kondisi
pengendaraan,misal kendaraan posisi miring ke kanan atau belok kanan atau kiri
pasti kebutuhan tekanan rem juga beda, jadi tidak dibagi kesemua roda denga
tekanan yang sama tujuannya adalah supaya kendaraan tetap nyaman dan stabil dalam
saat terjadi pengeraman baik dalam kondisi miring atau tikungan.
BA :BRAKE ASIST
Sesuai namanya sistem ini adalah
untuk membantu daya pengereman yang terjadi secara tiba-tiba yang dilakukan
pengemudi, terdapat sensor yang bisa membaca gerakan pedal rem apabila terjadi
tekanan yang besar dan terjadi seketikamaka seolah-olah terjadi hal darurat
misal hampir menabarak suatu obyek. Untuk itu sistem BA ini menambah tenaga
pengereman ke roda lebih dari tenaga biasanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar